Kamis, 03 Juli 2008

SEBUTIR BERLIAN DALAM LAUTAN LUMPUR

Betapa keruhnya Lumpur itu, betapa kotornya Lumpur yang berbaur dengan tubuh kita, betapa hidung terasa sesak dengan baunya, sedangkan mata hanya bisa melihat lalu membayangkan betapa nikmat kehidupan di seberang sana. Namun badan tak bisa menghindari semua ini.
Suara hati tak pernah berhenti bahkan dalam tidur sekalipun, ada tawa, ada senang, ada amarah, dan segudang emosi jiwa terkurung dalam raga. Lalu berbagai peraturan mau tak mau harus menjadi selimut kehidupan, selimut kehidupan yang tak bisa dilepas dan selama hidup kita harus menjadi bagian dari diri kita tentunya kalau mau kita selamat.
Namun semakin dituruti terkadang semakin melilit raga. Tidak sedikit hati tak bisa menahan bencana, arus teknologi yang tak terbendung, laju sosial ekonomi, titik moralitas yang terendah, nilai iman hanyalah permainan lidah untuk menjadi topeng, apalagi IKHLASH, sekali lagi IKHLAS… adalah sebutir berlian dalam lautan Lumpur. Arus zaman seakan yang menjadi penentu keterpurukan dan kejayaan dari kehidupan segelintir manusia di abad dot com ini. Padahal sebagian penghuni zaman sendirilah yang melahirkan generasi-generasi moralitas rendahan, Mental-mental yang rapuh, mental peminta-minta, kecantikan lahiriah, mental TAK ADA HARAM SEMUANYA HALAL adalah menjadi modal untuk meraih kenikmatan yang dilihat mata dan hatinya, sedangkan jalan yang sebenarnya harus dilalui sudah tertutup oleh gemerlapnya dunia, tak ada lagi kekakhawatiran akan adanya pembalasan, dan….. semakin jauhlah dari kebenaran yang hakiki.
Inilah kenyataannya kehidupan di sekeliling kita. Yang menjadi pertanyaan, “Apakah kita akan melawan arus atau mengikuti arus?” tentu tak ada pilihan, kita melawan tidaklah berdaya, kita ikuti tentu ada resikonya, bagaikan buah simalakama. Lalu apa yang harus kita perbuat?
Adalah pertanyaan yang tak akan ada ujung jawabannya, namun kalau boleh saya sarankan, sebagai jawabannya adalah ILMU DAN WARO’. Sebab ilmu yang menjadi pengantar dalam kehidupan kita dan waro’ adalah apik yaitu, sebelum melakukan apa yang akan kita perbuat selalu terjadi pemikiran dan pertimbangan yang maksimal agar tidak terjadi kesalahan. PINTAR DAN MENGERTI adalah kelanjutannya, sebab hanya modal pintar saja nggak cukup. Mari kita lihat semua unsur manusia dari yang termiskin sampai pejabat yang konglomerat, bahkan jaksa-jaksa kita. tidak sedikit yang hanya bermodalkan pintar saja, banyak terjadi kasus suap, korupsi, pembunuhan, penipuan, nepotisme, teluh, hipnotis, pemerkosaan dan lain-lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu dari tiap-tiap kalangan masyarakat. Itu semua dilakukan karena kepintarannya tanpa adanya unsur mengerti, mengerti akan aturan, mengerti akan salah atau benar, dan mengerti bahwa akan ada resiko pembalasan walaupun hanya sebesar biji jarah sekalipun. WASPADA, unsur selanjutnya, karena hal ini akan melindungi anda dari kecolongan, yang berasal dari kiri, kanan, atas, bawah dan dari seluruh penjuru mata angin. IKHLASH adalah mutiara dalam lautan Lumpur. Ya, betapa sulit untuk menemukannya tetapi itu harus kita punyai, karena tanpa ikhlash sia-sialah..!
APA ITU LAUTAN LUMPUR?
Lautan Lumpur adalah kubangan kehidupan kita saat ini yang kotor…, bau…, sesak…, tak tahu seberapa kedalamannya…, tidak tahu seberapa tinggi puncaknya..., entah sampai kapan berakhirnya dan tidak bisa dipungkiri, sekarang Lumpur itu semakin bertambah dengan kotoran-kotoran kita dan…… semakin pengaplah kita..?!
Hanya segelintir manusia yang bisa mengarungi lautan ini, tentunya dengan berbagai pengorbanan seluruh harta, jiwa, raga, dan segenap. kemampuannya. Dia tak memperdulikan setetes darahpun, sehelai rambutpun, mereka telah berhasil menemukan berliannya, yaitu ikhlash. Betul…! Kita berharap kepada mereka yang sudah selamat dapat memberikan pertolongan.
Kita telah mengetahui apa itu berlian? Yu kita ikuti langkah mereka yang peduli dengan hari pembalasan, mengapa harus demikian? Jawaban pastinya, karena semua ada resiko walau hanya sebesar biji jarah.

Tidak ada komentar: