Jumat, 11 Juli 2008

SAINS MEMBUKTIKAN
KEBENARAN AYAT AL-QUR’AN

Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Prancis, Prof. Dr. Maurice Bucaille, masuk Islam secara diam-diam. Sebelumnya ia membaca dalam Al-Qur’an, bahwa Fir’aun itu mati karena tenggelam di laut (dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Allah diselamatkan. Dicarinya mumi Fir’aun itu; dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat ia terheran-heran, karena sel-sel syaraf Fir’aun menunjukan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al-Qur’an itu wahyu Allah. Prof. Dr. Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al-Qur’an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk Islam.

Ir. RHA. Syahrul Alim Msc dalam bukunya “Menuju Persaksian”, menjelaskan tentang beberapa penemuan ilmu pengetahuan yang menakjubkan, yang sebenarnya telah disiratkan dalam Al-Qur’an: yaitu antara lain:

Keadaan bagian Bumi
Bumi yang kita tempati ini, adalah suatu planet yang kurang lebih berbentuk bola raksasa. Bagian luar dari bola bumi yang berupa tanah dan batuan mempunyai kerapatan kira-kira 3 gram/cc. Makin jauh kedalam bumi ternyata makin besar rapatnya dan makin tinggi pula temperaturnya. Pada kira-kira 50 Km dari permukaan bumi maka temperaturnya mencapai kira-kira 1500 derajat Celcius dan rapatnya kira-kira 3,5 gram/cc. Pada jarak kira-kira 3000 km ke dalam bumi rapatnya akan mencapai nilai 9,7 gram/cc dan suhunya kira-kira 5000 derajat Celcius. Bagian ini disebut teras bumi. Di pusat bumi rapatnya akan naik lagi sehingga mencapai kira-kira 13 gram/cc dan suhunya ditaksir kira-kira 7000 derajat Celcius.

Bagaimana halnya jika pada suatu ketika bumi berkesempatan memuntahkan isinya yang berat dan panasnya itu? Ia akan mengejutkan seluruh umat manusia, dan akan mengakibatkan kehancuran serta kemusnahan semua kehidupan di muka bumi. Dan ini berarti hari akhir bagi semua manusia. Allah memberitahukan peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat itu:
Jika bumi diguncangkan dengan sehebat-hebatnya dan bumi mengeluarkan isi-isinya yang berat.

Dan jika bumi diulurkan (dikembangkan) dan bumi memuntahkan isi-isinya, dan menjadi kosonglah ia.

Firman-firman di atas sesuai sekali dengan apa yang telah diketahui oleh manusia sekarang ini tentang isi (bagian dalam) bumi, seperti diterangkan di atas

Pasang-pasangan dalam bumi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal adanya pasang-pasangan. Jantan dan betina, siang dan malam, dan lain-lain. Pasang-pasangan seperti itu bersifat saling melengkapi dan mengakibatkan timbulnya keharmonisan dalam alam ini. Dalam penyelidikan manusia tentang zarah elementer yang merupakan batu penyusun dari benda-benda, ternyata juga dijumpai pasangan-pasangan. Menurut fisika atom atau fisika inti, telah diketemukan pasangan-pasangan yang sangat menggemparkan para ahli, seperti elektron dan positron, proton dan anti proton, nuetron dan anti neutron dan berbagai-bagai zarah dan anti zarah lainnya. Dengan demikian terbukalah kemungkinan adanya anti materi disamping materi yang biasa, atau adanya anti atom disamping atom-atom biasa.

Kesemuanya itu menguatkan (membenarkan) apa yang telah difirmankan dalam Al-Qur’an:
Maha suci Alloh yang telah menjadikan semua pasang-pasangan dari yang ditumbuhkan di bumi, dan dari diri mereka sendiri serta dari hal-hal yang tidak mereka ketahui.
Lebih tegas lagi Allah berfirman:
Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, mudah-mudahan kamu ingat.

Waktu adalah relatif
Pada tahun 1905 seorang sarjana fisika, Albert Einstein, telah mengejutkan sarjana-sarjana fisika lainnya di seluruh dunia dengan sebuah teori relativitas. Teorinya ini merupakan pemecahan terhadap berbagai persoalan penting yang dihadapi para ahli fisika dalam abad 20 ini. Dengan teori ini orang mengetahui tentang kesetaraan massa dan tenaga, yang merupakan dasar dalam perhitungan tenaga nuklir. Dan juga orang mengetahui bahwa besarnya massa, ukuran panjang, dan waktu adalah relatif, tergantung pada kecepatan sistemnya. Pengaruh kecepatan ini akan sangat terasa sekali bila sangat tinggi mendekati kecepatan cahaya. Menurut teori relativitas, kecepatan cahaya dalam hampa (300.000 km/detik) adalah kecepatan maksimum yang dapat dilampaui oleh materi. Massa suatu benda akan bertambah besar bila kecepatan makin tinggi, sedangkan ukuran panjangnya akan menyusut, dan waktu akan bertambah lambat. Jadi, satu jam bagi sistem yang bergerak sangat cepat terhadap kita, mungkin sama dengan satu hari, atau satu bulan, ataupun satu tahun menurut ukuran kita. Relativitas seperti itu sesuai dan dapat dipahamkan dengan firman Allah sebagai berkut:
Tuhan menyelenggarakan urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam sehari yang ukurannya seribu tahun menurut perhitunganmu.
Para malaikat dan ruh naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya 50 ribu tahun.

Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya “Mukjizat Al-Qur’an memaparkan antara lain hal-hal sebagai berikut;

Gunung berjalan
Dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 88 Allah berfirman
Kamu lihat gunung-gunung, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah, yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya (!). Sebelumnya sekitar lima juta tahun yang lalu, jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur ke selatan saat ini berada dalam proses pemisahan yang lamban dan telah membentuk “Lembah Belah” yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika.

Kejadian alam semesta
Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan suatu gumpalan melalui firman-Nya:

Tidaklah orang-orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan), kemudian Kami memisahkannya dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ?

Al-Qur’an tidak menjelaskan bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan diatas tentang keterpaduan alam raya kemudian pemisahannya dibenarkan oleh observasi para ilmuwan.

Observasi Edwin P. Hubble (1889-1953) melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929 menunjukan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti alam semesta berekspansi, bukannya statis seperti dugaan Einstein. Ekspansi itu menurut fisikawan Rusia George Gamow (1904-1968), melahirkan sekitar seratus miliar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki 100 miliar bintang. Tetapi sebelumnya, bila ditarik ke belakang kesemuanya merupakan satu gumpalan yang terdiri dari neutron. Gumpalan itulah yang meledak dan yang dikenal dengan istilah Big Bang.

Demikian beberapa ayat merupakan mukjizat ilmiah yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang dilangit dan dibumi. Mudah-mudahan dapatlah menambah keimanan kita terhadap Allah, Rasul-Nya dan Kitab-Nya.