Jumat, 11 Juli 2008

SAINS MEMBUKTIKAN
KEBENARAN AYAT AL-QUR’AN

Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Prancis, Prof. Dr. Maurice Bucaille, masuk Islam secara diam-diam. Sebelumnya ia membaca dalam Al-Qur’an, bahwa Fir’aun itu mati karena tenggelam di laut (dengan shock yang berat) dan jasadnya oleh Allah diselamatkan. Dicarinya mumi Fir’aun itu; dan setelah ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat ia terheran-heran, karena sel-sel syaraf Fir’aun menunjukan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al-Qur’an itu wahyu Allah. Prof. Dr. Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al-Qur’an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk Islam.

Ir. RHA. Syahrul Alim Msc dalam bukunya “Menuju Persaksian”, menjelaskan tentang beberapa penemuan ilmu pengetahuan yang menakjubkan, yang sebenarnya telah disiratkan dalam Al-Qur’an: yaitu antara lain:

Keadaan bagian Bumi
Bumi yang kita tempati ini, adalah suatu planet yang kurang lebih berbentuk bola raksasa. Bagian luar dari bola bumi yang berupa tanah dan batuan mempunyai kerapatan kira-kira 3 gram/cc. Makin jauh kedalam bumi ternyata makin besar rapatnya dan makin tinggi pula temperaturnya. Pada kira-kira 50 Km dari permukaan bumi maka temperaturnya mencapai kira-kira 1500 derajat Celcius dan rapatnya kira-kira 3,5 gram/cc. Pada jarak kira-kira 3000 km ke dalam bumi rapatnya akan mencapai nilai 9,7 gram/cc dan suhunya kira-kira 5000 derajat Celcius. Bagian ini disebut teras bumi. Di pusat bumi rapatnya akan naik lagi sehingga mencapai kira-kira 13 gram/cc dan suhunya ditaksir kira-kira 7000 derajat Celcius.

Bagaimana halnya jika pada suatu ketika bumi berkesempatan memuntahkan isinya yang berat dan panasnya itu? Ia akan mengejutkan seluruh umat manusia, dan akan mengakibatkan kehancuran serta kemusnahan semua kehidupan di muka bumi. Dan ini berarti hari akhir bagi semua manusia. Allah memberitahukan peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat itu:
Jika bumi diguncangkan dengan sehebat-hebatnya dan bumi mengeluarkan isi-isinya yang berat.

Dan jika bumi diulurkan (dikembangkan) dan bumi memuntahkan isi-isinya, dan menjadi kosonglah ia.

Firman-firman di atas sesuai sekali dengan apa yang telah diketahui oleh manusia sekarang ini tentang isi (bagian dalam) bumi, seperti diterangkan di atas

Pasang-pasangan dalam bumi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal adanya pasang-pasangan. Jantan dan betina, siang dan malam, dan lain-lain. Pasang-pasangan seperti itu bersifat saling melengkapi dan mengakibatkan timbulnya keharmonisan dalam alam ini. Dalam penyelidikan manusia tentang zarah elementer yang merupakan batu penyusun dari benda-benda, ternyata juga dijumpai pasangan-pasangan. Menurut fisika atom atau fisika inti, telah diketemukan pasangan-pasangan yang sangat menggemparkan para ahli, seperti elektron dan positron, proton dan anti proton, nuetron dan anti neutron dan berbagai-bagai zarah dan anti zarah lainnya. Dengan demikian terbukalah kemungkinan adanya anti materi disamping materi yang biasa, atau adanya anti atom disamping atom-atom biasa.

Kesemuanya itu menguatkan (membenarkan) apa yang telah difirmankan dalam Al-Qur’an:
Maha suci Alloh yang telah menjadikan semua pasang-pasangan dari yang ditumbuhkan di bumi, dan dari diri mereka sendiri serta dari hal-hal yang tidak mereka ketahui.
Lebih tegas lagi Allah berfirman:
Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, mudah-mudahan kamu ingat.

Waktu adalah relatif
Pada tahun 1905 seorang sarjana fisika, Albert Einstein, telah mengejutkan sarjana-sarjana fisika lainnya di seluruh dunia dengan sebuah teori relativitas. Teorinya ini merupakan pemecahan terhadap berbagai persoalan penting yang dihadapi para ahli fisika dalam abad 20 ini. Dengan teori ini orang mengetahui tentang kesetaraan massa dan tenaga, yang merupakan dasar dalam perhitungan tenaga nuklir. Dan juga orang mengetahui bahwa besarnya massa, ukuran panjang, dan waktu adalah relatif, tergantung pada kecepatan sistemnya. Pengaruh kecepatan ini akan sangat terasa sekali bila sangat tinggi mendekati kecepatan cahaya. Menurut teori relativitas, kecepatan cahaya dalam hampa (300.000 km/detik) adalah kecepatan maksimum yang dapat dilampaui oleh materi. Massa suatu benda akan bertambah besar bila kecepatan makin tinggi, sedangkan ukuran panjangnya akan menyusut, dan waktu akan bertambah lambat. Jadi, satu jam bagi sistem yang bergerak sangat cepat terhadap kita, mungkin sama dengan satu hari, atau satu bulan, ataupun satu tahun menurut ukuran kita. Relativitas seperti itu sesuai dan dapat dipahamkan dengan firman Allah sebagai berkut:
Tuhan menyelenggarakan urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam sehari yang ukurannya seribu tahun menurut perhitunganmu.
Para malaikat dan ruh naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya 50 ribu tahun.

Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya “Mukjizat Al-Qur’an memaparkan antara lain hal-hal sebagai berikut;

Gunung berjalan
Dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 88 Allah berfirman
Kamu lihat gunung-gunung, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah, yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya (!). Sebelumnya sekitar lima juta tahun yang lalu, jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur ke selatan saat ini berada dalam proses pemisahan yang lamban dan telah membentuk “Lembah Belah” yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika.

Kejadian alam semesta
Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan suatu gumpalan melalui firman-Nya:

Tidaklah orang-orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan), kemudian Kami memisahkannya dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ?

Al-Qur’an tidak menjelaskan bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan diatas tentang keterpaduan alam raya kemudian pemisahannya dibenarkan oleh observasi para ilmuwan.

Observasi Edwin P. Hubble (1889-1953) melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929 menunjukan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti alam semesta berekspansi, bukannya statis seperti dugaan Einstein. Ekspansi itu menurut fisikawan Rusia George Gamow (1904-1968), melahirkan sekitar seratus miliar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki 100 miliar bintang. Tetapi sebelumnya, bila ditarik ke belakang kesemuanya merupakan satu gumpalan yang terdiri dari neutron. Gumpalan itulah yang meledak dan yang dikenal dengan istilah Big Bang.

Demikian beberapa ayat merupakan mukjizat ilmiah yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala rahasia yang dilangit dan dibumi. Mudah-mudahan dapatlah menambah keimanan kita terhadap Allah, Rasul-Nya dan Kitab-Nya.

Minggu, 06 Juli 2008

SARANA DAN PRASARANA UNTUK HIDUP BAHAGIA SEKARANG DAN NANTI

Saudara, apa yang anda ketahui dalam diri anda untuk mengelabui kehidupan yang serba rusak ini? apakah anda punya keyakinan dalam diri anda bahwa hidup ini ada ujungnya? ataukah akan memanfaatkan AJI MUNGPUNG di kehidupan sekarang ini? sejauh mana anda mengetahui bahwa kesuksesan anda sekarang ini adalah berawal dari modal anda? apakah modal (senjata rahasia menuju sukses) anda?

Sering tidak disadari bahwa kita bisa sukses sekarang ini karena.....
kita diberi modal (bukan hasil investasi kita) yakni berupa Panca Indera; ada mata, hidung, telingan, mulut, kaki, tangan dan lai-lainnya. Tentu kita bertanya siapa yang memberikan modal semua itu kepada kita? yang punya keyakinan akan hari akhir tentu akan tahu jawabannya. betul... betul... dialah Allah swt., yang telah memberikannya kepada kita.

Bisa kita bayangkan kalau kita tidak memiliki modal-modal itu, apakah akan sukses? tugas mata adalah untuk melihat saja, melihat ke segala arah kiri, kanan, atas dan bawah. Hasil dari melihat, kita simpan di memori kita untuk dilakukan tindakan selanjutnya oleh anggota badan lainnya. Telinga, tugasnya hanya sekedar mendengar tanpa bisa melakukan ambil ini-itu seperti layaknya tangan, telinga tidak bisa dipakai untuk berjalan layaknya sepasang kaki, telingan tidak bisa dipakai untuk ngomong layaknya mulut, begitu pula dengan anggota-anggota badan yang lainnya, masing-masing punya tugas. semuanya bekerja secara berkesinambungan sehingga menghasilkan suatu hasil kerja.

Nah dari hasil kerja anggota badan kita itulah yang akan menjadi pro dan kontra di mata kebenaran. Sekarang, mau kita arahkan/investasikan ke mana modal pinjaman kita ini? akankah digunakan ke jalan kesesatan atau kebenaran? tentu semua jawabannya akan dipakai ke jalan kebenaran. tapi mengapa masih saja banyak orang yang memanfaatkan/menginvestasikan modal-modal tersebut ke jalan sesat? sejujurnya mereka semua hanya terbujuk saja oleh rayuan-rayuan iblis yang berupa kemegahan duniawi, nikmatnya gadis-gadis, dan kesenangan-kesenangan yang menipu.
Sekarang mari untuk kita saling mengingatkan dan saling koreksi atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan baik yang disengaja ataupun yang tidak, janganlah kita terlanjur oleh bujuk rayu iblis, karena iblis di akhirat nanti hanya akan menyalahkan kita, "mengapa orang-orang itu mau aku bujuk dengan kemewahan yang menipu dan mau berbelok dari jalan kebenaran", itulah jawaban iblis.

Sabtu, 05 Juli 2008

MUSUH MANUSIA NOMOR WAHID

Telinga kita sudah amat akrab dengan sebutan Jin, iblis ataupun syetan. Tetapi tahukan kita dimana letak perbedaannya? Hal ini penting untuk diketahui, karena Allah dalam Al-Qur’an telah jelas-jelas menegaskan bahwa syetan itu adalan musuh yang nyata bagi manusia yang harus senantiasa dijadikan musuh. Kita jelas tidak mungkin dapat sukses mengalahkan syetan bila kita tidak mengetahui keberadaan dan kemampuan musuh kita itu.

Pemahaman mengenai apa dan siapa syetan itu tidak dapat lepas dari makhluk Tuhan yang disebut iblis. Al-Qur’an menjelaskan bahwa iblis itu adalah makhluk Tuhan yang kafir dari golongan jin yang membangkang kepada Tuhan. Ia telah bersumpah akan menyesatkan turunan Adam sampai hari kiamat nanti.

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.”

Iblis menjawab : “Demi kekuasan Engkau, aku akan menyesatkan semuanya.”

Pelaksanaan niat iblis inilah yang disebut dengan syetan. Jadi dengan demikian, syetan itu adalah segala sesuatu yang bersifat menghasut manusia agar membangkang pada aturan main Tuhan. Dan syetan ini dapat berupa bangsa Jin ataupun bangsa manusia.
Syetan dari bangsa manusia mudah sekali dikenali, tetapi tidak demikian halnya dengan dari bangsa Jin/Iblis. Meskipun ada juga manusia yang dapat mengenalinya/melihat syetan dan bangsa jin ini, namun umumnya manusia biasa tidak dapat melihatnya, tetapi dapat merasakan hasutannya.

Kemampuan/kekuasaan syetan terhadap manusia menurut Al-Qur’an adalah hanya sebatas menghasut saja. Syetan tidak punya kemampuan untuk memaksa manusia supaya menuruti apa yang dibisikannya. Ia benar-benar hanya bisa menghimbau saja, selanjutnya terserah manusia itu sendiri apakah mau mengikuti himbauan/bisikannya itu atau menolaknya. Manusia benar-benar mahluk yang merdeka dalama menentukan pilihannya.

Sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar

Dan berkatalah syetan tatkala (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri.
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syetan ketika dia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu.” Maka tatkala manusia itu telah kafir syetan berkata, “sesungguhnya aku takut kepada Allah.”
Dan berkatalah : ”Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”
Dengan demikian jelaslah kita tidak bisa menimpakan kesalahan kepada syetan bila ada orang yang ngantuk pada waktu mengaji ataupun enggan mengikuti pengajian. Begitu juga kita tidak dapat sewenang-wenang menuduh syetanlah yang sepenuhnya bertanggung jawab bila ada seorang anak membunuh orang tuanya. Hal ini disebabkan karena memang kemampuan syetan itu sebatas menghimbau saja, yaitu agar manusia membangkang pada aturan main yang telah ditetapkan Tuhan. Adapun soal himbauan itu diturut atau tidak. Serahkan sepenuhnya pada kemauan manusia sendiri.

Bila kita menyadari benar apa yang dilakukan syetan kepada kita, serta bagaimana cara-caranya dalam menyesatkan manusia. Maka kita selalu memasang kuda-kuda mengantisipasi serangannya. Dan dengan keyakinan yang kuat bahwa bisikan syetan itu memang ada dalam jiwa (bukan hanya dogma belaka), maka Insya Allah kita akan mampu menepis bisikan tersebut. Ingatlah kisah nabi Yusuf yang digoda oleh istri pembesar Mesir (Zulaikha): “ Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada mematuhi ajakan mereka kepadaku.”
Tentunya sikap yang ditunjukan oleh nabi Yusuf itu bukan lantaran ia tidak berminat dengan kecantikan yang dimiliki Zulaikha. Tetapi penolakan itu karena nabi Yusuf sadar benar adanya himbauan dari syetan agar ia melanggar aturan main-Nya

Disamping menghasut jiwa manusia, syetan (iblis) juga meyesatkan manusia lewat perbuatan syirik. Inilah sebenarnya perbuatan yang paling digemari syetan (iblis). Karena ia tahu, inilah satu-satunya perbuatan dosa yang dilakukan anak Adam yang tidak akan diampuni oleh Allah
Mungkin salah satu kiat untuk menghadapi syetan, baik dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia, adalah dengan menyadari dan menerapkan hukum universal yang sangat sederhana itu: “Bila kita berpihak pada syetan, yaitu dengan melakukan himbuannya, maka pada saat itu yang kita korbankan adalah Allah (karena pada waktu itu segala perintah-Nya kita cuekin). Sebaliknya bila kita berpihak pada Tuhan, maka syetanlah korbannya (karena bisikannya tidak kita laksanakan). Tampaknya persoalan kini sederhana: siapa yang akan kita korbankan, Tuhan atau syetan?

Hai manusia, sesungguhnnya janji Allah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan tentang Allah.

Jumat, 04 Juli 2008

BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan.

Yang dimaksud dengan berserah diri ialah menyerahkan diri seutuhnya untuk diatur oleh Allah. Menyerahkan diri kepada Allah bukanlah berarti mengabaikan usaha. Namun kita harus berusaha dahulu sekuat kemampuan yang ada. Adapun hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, apakah Dia akan memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan kita? Kita ikhlas menerima semua ketentuan yang ditetapkan-Nya.

Untuk dapat berserah diri kepada Allah ini, diperlukan sikap mental yang positif. Dasarnya yaitu, Kita harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Kita harus yakin bahwa keadaan yang diterima adalah jalan terbaik, yaitu sesuai dengan permintaan kita pada setiap shalat (…Ihdinashshiroothol mustaqiim..). Yakinlah bahwa pada hakekatnya, Allah Maha Pengasih dan Penyayang tidak akan menganiaya hamba-Nya.

Demikian itu disebabkan karena perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya sekali-kali Allah tidak menganiaya hamba-Nya.

Yakinilah bahwa kejadian yang baik menurut perasaan atau pikiran kita, sesungguhnya belum tentu baik menurut kaca mata Allah. Demikan juga pengalaman telah membuktikan, bahwa dibalik kejadian buruk yang menimpa, seringkali terdapat hikmah berharga. Bukankah jika kita memusatkan pandangan hanya pada tahi lalat saja akan terlihat buruk? Tetapi cobalah pandang wajah secara keseluruhan, kita akan melihat justru tahi lalat itulah yang menjadi unsur utama kecantikan atau ketampanannya.

Orang akan mudah berserah diri kepada Allah bila haqqul yaqin bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan awal. Kehidupan yang amat singkat. Kehidupan yang penuh dengan kesenangan yang menipu.
Adapun indikator keberhasilan dari berserah diri ialah tidak adanya rasa was-was, khawatir atau kecewa. Yang ada adalah ucapan dengan penuh rasa syukur ‘alhamdulillaah’ atau dengan penuh rasa ikhlas ‘Innaa lillaahi wainna ilaihi rooji’uun’.
….Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Orang yang berserah diri, tidak akan mengeluh atau protes kepada Allah, Tetapi dia menjadi hamba yang penurut. Tindakannya hanya semata-mata dilakukan karena taat mematuhi perintah Allah. Dia berlaku baik kepada seseorang bukan sebagai balasan karena orang tersebut telah berlaku baik terhadapnya, tetapi hal ini dilakukannya semata-mata karena Allah memerintahkan manusia untuk berbuat kebajikan. Pandangan batinnya telanjang sebagaimana adanya (tidak berburuk sangka). Lirikannya tanpa disertai emosi. Jiwanya tidak terguncangkan oleh adanya stimulan baik yang berasal dari dalam jiwanya sendiri, maupun yang berasal dari lingkungannya. Dia dapat merasakan kaya tanpa harta, sakti tanpa ilmu. Hal ini hanya dapat terjadi jika kita sudah mampu menjadikan taat sebagai senjata untuk melawan setan dan nafsu.


Kesimpulan

  1. Kunci agar dapat berserah diri kepada Allah adalah, harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, dan kemudian serahkan ketentuan hasilnya kepada Allah. Apapun hasil yang diperoleh dari usaha itu, yakinlah bahwa itu yang terbaik untuk kita, yaitu sejalan dengan permintaan kita pada setiap shalat (…ihdinashshirotol mustaqiim). Musibah yang menimpa bukan untuk ditangisi, tapi merupakan indikator agar kita segera melakukan introspeksi diri.
    Bahwa sesunguhnya Allah menghendaki akan menimpa musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka

    Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri..

    …dan sekali-kali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba-Nya
  2. Dengan berserah diri kepada Allah, Insya Allah kita akan terhindar dari stress. Segala urusanpun akan dimudahkan-Nya. kita jangan memaksa atau mendikte Allah agar mengabulkan keingin, tetapi berdo’alah dengan lemah lembut dan penuh harapan: “Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sekiranya hal ini memang bermanfaat bagiku, kabulkanlah permintaanku. Tetapi sekiranya hal ini tidak akan mendatangkan menfaat bagiku, jauhkanlah ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui.”

BERSYUKUR

Bersyukur adalah suatu istilah yang sudah sangat akrab di telinga kita. Namun, apakah pemahaman kita tentang arti bersyukur itu sudah merasuk pula dalam jiwa kita?

Untuk memahami makna bersyukur, bayangkanlah ilustrasi berikut ini:
Ada dua orang tuna karya, katakanlah yang seorang bernama Mungkar dan yang seorang lagi bernama Soleh. Mereka meminta pertolongan kita untuk mencarikan kerja. Kebetulan kita mempunyai beberapa teman baik yang menjabat direktur di beberapa perusahaan. Singkat cerita, berkat ‘perjuangan’ kita, maka akhirnya Mungkar dan Soleh berhasil diterima bekerja di kantor teman baik kita itu. Meskipun sudah kita tolong, namun si Mungkar itu tidak menunjukan rasa terima kasihnya sedikitpun kepada kita (mungkin menganggap pertolongan kita itu bukanlah sesuatu yang istimewa). Kemudian hari, bahkan kita menerima complain dari teman kita itu bahwa si Mungkar sering mangkir dan melakukan perbuatan tercela yang merugikan perusahaan. Lain halnya dengan si Soleh, Si Soleh itu berkali-kali menyatakan rasa terima kasihnya kepada kita bahkan sampai berurai air mata. Kemudian hari, kita pun mendapat laporan dari teman direktur itu, bahwa ia beruntung sekali mendapat pegawai seperti si Soleh karena orangnya rajin, tekun dan jujur dalam bekerja, bahkan akhirnya dijadikan tangan kanannya! Bila akhirnya si Mungkar itu dipecat dari kantornya, niscaya kita tidak akan mau lagi merekomendasikannya bekerja di kantor manapun. Tetapi sebaliknya, bila si Soleh kehilangan pekerjaannya karena perusahaannya itu bangkrut, maka tentu kita akan berusaha mencarikan pekerjaan lain untuknya. Bahkan bila misalnya ada perusahaan lain yang memberikan jaminan yang lebih baik, maka tentu kita bantu agar si Soleh pindah ke tempat yang lebih baik.
Dari ilustrasi ini, dapat ditarik kesimpulan umum bahwa, bila ‘si pemberi nikmat’ dibuat kecewa oleh tindakan kita, tentunya ia tidak mau menolong atau memberi sesuatu lagi kepada kita.
Sekarang, marilah kita introspeksi untuk menghitung-hitung nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita selama ini. Berapa banyak nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita tetapi tidak diberikan kepada orang lain. Apakah pemberian dari manusia yang melebihi nikmat yang diberikan Allah? Hati-hatilah, jangan sampai Nanda termasuk orang yang dimaksud dalam firman-Nya:

Dan sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yang berkhianat dan tidak berterima kasih.
Bagaimana cara bersyukur atau berterima kasih kepada Allah? Caranya yaitu pertama, menyadari nikmat-nikmat yang telah kita terima selama ini dengan diiringi rasa terima kasih yang dalam atas kemurahan-Nya kepada kita; kemudian kedua, (yang terpenting), melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membuat-Nya senang. Allah senang bila kita taat pada perintah-perintah-Nya, seperti misalnya: shalat, berserah diri, sabar waktu ditimpa musibah atau sabar waktu diperlakukan zalim oleh orang, meninggalkan perbantahan sedangkan kita merasa benar, berlaku baik kepada orang, menolong orang yang sedang berkesusahan, tidak iri hati/dengki, tidak takabur/sombong, tidak riya/pamer, membantu dalam pekerjaan keluarga, tidak menyakiti hati orang lain dan tidak memutuskan persaudaraan, menjauhkan diri dari sikap amarah, berlaku bijaksana waktu disakiti orang, selalu memohon ampun bila terlanjur melakukan pembangkangan, tidak bergunjing/membicarakan aib orang lain, tidak berburuk sangka, tidak berlaku zalim (baik zalim tindakan, ucapan, pikiran), selalu senyum, memaafkan orang yang menganiaya kita, selalu ingat Allah, (diwaktu duduk, berjalan dan berbaring), mendamaikan permusuhan, memuliakan tamu, memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, mengajak orang ke jalan Allah, memenuhi janji, berlaku baik terhadap tetangga, mengeluarkan zakat atau sedekah, tidak kikir, menjaga kebersihan, mendo’akan orang tua, tidak durhaka kepada orang tua, berlaku lemah lembut kepada pembantu, mengantarkan jenazah, menuntut ilmu, menyantuni anak yatim, melaksanakan haji, tidak melakukan syirik, bekerja dan lain-lain sebagainya.

Bila kita menyenangkan ‘Sang Pemberi Nikmat’, maka ia akan tambahkan nikmat-Nya kepada kita. Karena itulah Allah mengatakan, barangsiapa yang bersyukur kepada-Ku, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri [Lukman:12], dan Allah tidak akan menyiksa orang yang bersyukur [An-Nisaa’:147]. Bahkan di ayat lain Allah memberikan jaminan:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku sesungguhnya azab-Ku amat pedih.

Ketika Rasulullah saw. Beribadah sampai kaki beliau bengkak-bengkak, Sayidah Aisah istrinya berkata, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau beribadah sampai seperti itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosamu?’ Rasulullah menjawab, “Tidakkah engkau suka aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?’
Cara bersyukur yang diuraikan diatas adalah bersyukur dalam arti yang terus menerus. Ada juga bersyukur dalam artian sesaat. Misalnya, suatu ketika kita memperoleh rezeki yang berupa harta. Maka langkah bersyukur yang pertama adalah, dengan perasaan ‘tawadhu’ (rendah diri) ucapkanlah Alhamdulillaah…, kemudian gunakan sebagian harta yang diperoleh itu untuk menyenangkan Allah, misalnya dengan bersedekah, memberi makan fakir miskin, membantu pembangunan mesjid, dan lain sebagainya.

Kesimpulan
Bersyukur yang benar itu harus mencerminkan 2 macam tindakan yang saling terkait. Yaitu secara batiniah mengagungkan yang memberi nikmat, dan secara lahiriah melakukan perbuatan/amal yang dapat membuat ‘si pemberi nikmat’ itu merasa senang [karena yang memberi nikmat pada kita itu adalah Allah, maka kita harus membuat Dia senang, yaitu dengan jalan taat/patuh mengerjakan segala kehendak-kehendak-Nya]

Ciri orang yang bersyukur adalah ia takut mengerjakan perbuatan yang tidak disenangi Allah dan ia pun taat mengerjakan perintah-Nya, karena ia menyadari Allah telah memberinya berbagai macam nikmat. Terngiang-ngiang selalu dihatinya peringatan Allah,

…Dan sedikit-sedikit dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih

Baginya mengerjakan perbuatan yang tidak disenangi Allah ataupun membangkang kepada-Nya dengan tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya, sama artinya dengan tidak berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya.

Hendaknya Nanda selalu membiasakan berfikiran positif terhadap apapun yang terjadi, karena berfikiran negatif menghalangi untuk bersyukur. Berfikiran negatif akan melupakan kita kepada nikmat yang telah kita terima.

CARA MENDIDIK ANAK

  • Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
  • Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
  • Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
  • Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri
  • Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
  • Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
  • Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadila
  • Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Siapa mendapat cobaan (kesulitan, kesusahan, kemiskinan dan sebagainya) dalam memelihara/merawat anak-anaknya, tetapi dia tetap berusaha merawat mereka sebaik-baiknya maka semua cobaan itu menjadi dinding baginya dari neraka.

Kamis, 03 Juli 2008

TIPE-TIPE MANUSIA DALAM MENGABDI KEPADA TUHAN

Menurut sebagian pakar terdapat 3 tipe manusia dalam beribadah (taat melaksanakan perintah-Nya). Ketiga tipe ini sama-sama lillaahi ta’ala, hanya ‘penghayatannya’ yang berbeda. Inilah yang membedakan ‘kualitasnya’
Tipe pertama, adalah tipe ‘pedagang’, yaitu melakukan sesuatu demi memperoleh imbalan yang menyenangkan. Termasuk dalam katagori ini adalah orang yang taat kepada Allah karena mengharapkan di akherat kelak akan masuk surga.
Tipe kedua, adalah tipe ‘budak’ yang takut pada majikannya. Ia taat kepada Allah karena dorongan takut siksa neraka.
Tipe ketiga, adalah tipe ‘orang arif’, yaitu orang yang beribadah bukan karena mengharapkan imbalan surgawi dan juga bukan karena takut neraka, melainkan sebagai ‘balas jasa’ karena menyadari betapa besar anugerah Allah yang telah diterimanya. Ia tidak berani membangkang pada Allah semata-mata karena rasa malu bahwa Tuhannya telah memberikan yang terbaik untuknya. Tidaklah pantas baginya membangkang pada perintah Allah yang telah memberinya anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya. Dengan demikian segala tindakannya semata-mata karena tidak ingin Tuhan kecewa kepadanya.
Melihat kenyataan yang ada sekarang ini, ada pakar yang menambahkan satu tipe lagi, celakalah Kita bila termasuk dalam tipe ini. Tipe yang dimaksud oleh pakar ini adalah tipe yang bukan sebagaimana sang arif yang bersyukur, pedagang yang mengharap ataupun budak yang takut, ia adalah tipe ‘robot’ yang melakukan ibadah secara otomatis tanpa pemikiran dan penghayatan. Ia shalat namun yang teringat adalah bisnis, kenikmatan duniawi atau bahkan benda-benda kecil yang tidak bernilai.

Jeritan Hati Seorang Yang Banyak Sujud….

Tuhanku, tuntunan karunia-Mu telah melengahkan aku untuk benar-benar bersyukur kepada-Mu...
Limpahan anugerah-Mu telah melemahkan aku untuk menghitung pujian atas-Mu
Iringan ganjaran-Mu telah menyibukan aku untuk menyebut kemuliaan-Mu….
Tuhanku, rangkaian bantuan-Mu telah melalaikan aku untuk memperbanyak pujian kepada-Mu...
Besarnya nikmat-Mu tak terhingga sehingga kelu lidahku menyebutkannya, namun rasa syukurku memudar disamping limpahan anugerah-Mu...
Karunia-Mu sungguh tak terbilang sehingga lumpuh akalku memahaminya…
Bagaimana mungkin aku berhasil mensyukuri-Mu, karena rasa syukurku pada-Mu, memerlukan syukur lagi…

TIP BERBELANJA DI SUPERMARKET

Bisaanya kalau berbelanja di Supermarket ataupun di Mall tidak bisa dipungkiri bahwa barang-barang yang disediakan ingin kita miliki, ya kalau memang keuangan kita melimpah. Namun demikian, walaupun banyak uang kita di saku, di kartu kredit, di kartu ATM dan lain sebagainya, ada baik untuk membisaakan diri hidup berdisiplin agar bagaimanapun kondisi, situasi apapun keinginan anda tetap berada dalam kontrol yang baik.
Bisa kita bayangkan setelahnya sampai di Supermarket, lalu kita masukan barang-barang tersebut ke dalam trolly tanpa melihat harga barang tersebut, bisaanya di Supermarket barang-barang yang dijajakan sudah dilengkapi dengan label harga disertai dengan kode tertentu. Awas jangan sampai kebablasan ya..? ada contoh harga perkakas dapur dalam label tercantum harga Rp. 76.875. bisaanya kita hanya cukup dengan melihat angka depannya saja yaitu 76, dan berkesimpulan bahwa barang tersebut seharga Rp. 76.000, ya kalau barang yang dibeli kurang dari 15 jenis sih nggak jadi masalah, paling bayar lebihnya hanya 15.000 perak. Tapi kalau barang belanjaan itu banyak jenisnya dan apalagi kalau uang yang kita bawa pas-pasan, bisa-bisa kita dibikin malu sama tingkah kita di depan kasir, waduh mau dikemanain muka kita.
Ada baiknya dalam berbelanja di Supermarket kita memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya:

  1. Sediakan catatan khusus untuk belanja, lengkap dengan alat tulisnya,
  2. Selama di rumah, masuklah ke salah satu ruangan dan catalah barang apa saja yang sudah habis pakai atau memang belum terlengkapi di setiap ruangan (bisanya kalau sudah masuk ke salah satu ruangan barang yang tidak ada atau sudah habis pakai bisa terlihat). Kamar tidur, dapur, ruang tengah dan seterusnya.
  3. Jadikan sebuah kegiatan rutin dan buatlah daftar harga dari masing-masing barang. Kalau memang tahu harganya cantumkan harga yang sebenarnya, namun kalau tidak tahu ambilah perkiraan besarnya saja, karena dengan demikian kita tidak akan kekurangan pembayaran pada saatnya nanti.
  4. Saat tiba waktu belanja, sebelum berangkat, cek kembali catatan-catatan, dan siapkan uang sebesar total pembelanjaan tersebut di tambah 10% dari total harga, gunanya buat jaga-jaga kalau barang-barang naik (maklum naik dan turunnya harga tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu).
  5. Kemudian, masukan dalam catatan tersebut biaya transportasi pulang-pergi (PP) untuk sekian banyak orang. kira-kira berapa kali naik kendaraan. Atau kalau memang punya kendaraan pribadi masukan biaya BBM, kira-kira habis berapa liter untuk bisa kembali sampai di rumah, jangan lupa ya…?
  6. Anggarkan untuk uang jajan, karena tentunya kita tidak hanya berbelanja. Butuh tenaga, jaga stamina dengan makan dan minum, baik itu makanan pokok atau hanya sebatas cemilan saja. (bisanya hal kecil ini suka terlupakan)
  7. Sesampainya di Supermarket, ambil trolly yang cukup, lalu buka catatan dan ambilah barang-barang yang sudah dicatat di rumah. Konsentrasilah khusus hanya kepada catatan tersebut. Bisaanya kalau sudah lirik kanan kiri lupa catatan dan akhirnya pengen itu-pengen ini. Wah berabe deh…!!
  8. Jika selesai, sebelum masuk ke kasir periksa kembali barang-barang belanjaan kalau perlu cek di mesin pengecek harga. Bisanya sudah disediakan oleh pihak Supermarket sebelum masuk ke kasir.
  9. Jika sudah sesuai dengan catatan dan harga belanjaan, baru masuk ke kasir.
  10. Tunjukan kartu belanja member kalau memang sudah menjadi anggota Supermarket tersebut.
  11. Langkah berikutnya perhatikan di monitor pada saat sang kasir memasukan data ke computer. Kasir juga manusia bisa salah, bisa saja kesalahan tersebut pada saat memasukan banyaknya barang dari satu jenis barang. Contoh, kita beli mie cuman 5 bungkus, tapi kasir menulis 6 atau 7, segera beritahu sang kasir dengan cara yang sopan dan ramah bahwa ada kesalahan pemasukan data.
  12. Jika sudah selesai, bayarlah, baik dengan uang cash, kartu kredit atau kartu ATM. Jika dengan uang cash periksa kembaliannya.
  13. Jangan lupa tanyakan kepada sang kasir “apakah Supermarket ini sedang ada promo?” bisanya perusahaan yang sedang gencar berpromosi suka memberikan bonus, baik berupa kupon-kupon atau hadiah langsung atau potongan harga.
  14. Kalau belanjaan kita banyak, barang belanjaan bisa diantar oleh kurir, minta tolonglah untuk membawakan barang sampai ke tempat parkir kendaraan.
  15. Berangkatlah bersama sang kurir, usahakan kita berada di belakang kurir untuk berjaga-jaga belanjaan kita tidak ada yang tercecer atau ketinggalan.
  16. Pindahkan barang-barang dari trolly ke mobil, yakinkan barang yang mudah pecah berada pada posisi paling atas atau jangan sampai tertindih. Tempatkan posisi barang yang mudah pecah di tempat yang seaman mungkin untuk menghindari guncangan dalam mobil selama dalam perjalanan.
  17. Kalau memang ada uang lebih, berilah tips pada sang kurir, sebenarnya kalau nggak dikasih juga nggak masalah, karena itu semua sudah menjadi bagian dari pelayanan pihak Supermarket. Cukup bilang terima kasih saja.
  18. Berhati-hatilah selama dalam perjalanan, jangan lupa jaga kondisi, kalau perlu mampirlah di suatu tempat untuk makan ataupun minum.

    Semoga tips ini banyak membawa manfaat,

SEBUTIR BERLIAN DALAM LAUTAN LUMPUR

Betapa keruhnya Lumpur itu, betapa kotornya Lumpur yang berbaur dengan tubuh kita, betapa hidung terasa sesak dengan baunya, sedangkan mata hanya bisa melihat lalu membayangkan betapa nikmat kehidupan di seberang sana. Namun badan tak bisa menghindari semua ini.
Suara hati tak pernah berhenti bahkan dalam tidur sekalipun, ada tawa, ada senang, ada amarah, dan segudang emosi jiwa terkurung dalam raga. Lalu berbagai peraturan mau tak mau harus menjadi selimut kehidupan, selimut kehidupan yang tak bisa dilepas dan selama hidup kita harus menjadi bagian dari diri kita tentunya kalau mau kita selamat.
Namun semakin dituruti terkadang semakin melilit raga. Tidak sedikit hati tak bisa menahan bencana, arus teknologi yang tak terbendung, laju sosial ekonomi, titik moralitas yang terendah, nilai iman hanyalah permainan lidah untuk menjadi topeng, apalagi IKHLASH, sekali lagi IKHLAS… adalah sebutir berlian dalam lautan Lumpur. Arus zaman seakan yang menjadi penentu keterpurukan dan kejayaan dari kehidupan segelintir manusia di abad dot com ini. Padahal sebagian penghuni zaman sendirilah yang melahirkan generasi-generasi moralitas rendahan, Mental-mental yang rapuh, mental peminta-minta, kecantikan lahiriah, mental TAK ADA HARAM SEMUANYA HALAL adalah menjadi modal untuk meraih kenikmatan yang dilihat mata dan hatinya, sedangkan jalan yang sebenarnya harus dilalui sudah tertutup oleh gemerlapnya dunia, tak ada lagi kekakhawatiran akan adanya pembalasan, dan….. semakin jauhlah dari kebenaran yang hakiki.
Inilah kenyataannya kehidupan di sekeliling kita. Yang menjadi pertanyaan, “Apakah kita akan melawan arus atau mengikuti arus?” tentu tak ada pilihan, kita melawan tidaklah berdaya, kita ikuti tentu ada resikonya, bagaikan buah simalakama. Lalu apa yang harus kita perbuat?
Adalah pertanyaan yang tak akan ada ujung jawabannya, namun kalau boleh saya sarankan, sebagai jawabannya adalah ILMU DAN WARO’. Sebab ilmu yang menjadi pengantar dalam kehidupan kita dan waro’ adalah apik yaitu, sebelum melakukan apa yang akan kita perbuat selalu terjadi pemikiran dan pertimbangan yang maksimal agar tidak terjadi kesalahan. PINTAR DAN MENGERTI adalah kelanjutannya, sebab hanya modal pintar saja nggak cukup. Mari kita lihat semua unsur manusia dari yang termiskin sampai pejabat yang konglomerat, bahkan jaksa-jaksa kita. tidak sedikit yang hanya bermodalkan pintar saja, banyak terjadi kasus suap, korupsi, pembunuhan, penipuan, nepotisme, teluh, hipnotis, pemerkosaan dan lain-lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu dari tiap-tiap kalangan masyarakat. Itu semua dilakukan karena kepintarannya tanpa adanya unsur mengerti, mengerti akan aturan, mengerti akan salah atau benar, dan mengerti bahwa akan ada resiko pembalasan walaupun hanya sebesar biji jarah sekalipun. WASPADA, unsur selanjutnya, karena hal ini akan melindungi anda dari kecolongan, yang berasal dari kiri, kanan, atas, bawah dan dari seluruh penjuru mata angin. IKHLASH adalah mutiara dalam lautan Lumpur. Ya, betapa sulit untuk menemukannya tetapi itu harus kita punyai, karena tanpa ikhlash sia-sialah..!
APA ITU LAUTAN LUMPUR?
Lautan Lumpur adalah kubangan kehidupan kita saat ini yang kotor…, bau…, sesak…, tak tahu seberapa kedalamannya…, tidak tahu seberapa tinggi puncaknya..., entah sampai kapan berakhirnya dan tidak bisa dipungkiri, sekarang Lumpur itu semakin bertambah dengan kotoran-kotoran kita dan…… semakin pengaplah kita..?!
Hanya segelintir manusia yang bisa mengarungi lautan ini, tentunya dengan berbagai pengorbanan seluruh harta, jiwa, raga, dan segenap. kemampuannya. Dia tak memperdulikan setetes darahpun, sehelai rambutpun, mereka telah berhasil menemukan berliannya, yaitu ikhlash. Betul…! Kita berharap kepada mereka yang sudah selamat dapat memberikan pertolongan.
Kita telah mengetahui apa itu berlian? Yu kita ikuti langkah mereka yang peduli dengan hari pembalasan, mengapa harus demikian? Jawaban pastinya, karena semua ada resiko walau hanya sebesar biji jarah.

Rabu, 02 Juli 2008

APA SEBENARNYA YANG SEDANG TERJADI DENGAN BANGSA INI

Apa yang sedang terjadi dengan Indonesia Saat ini?

Hanya ada Milyaran "sebab". Yang akan saya jelaskan untuk yang terpenting adalah, karena MANUSIA SETIAP SAAT LAHIR. Sebanyak itu pula permasalahan semakin menggunung. Mari kita teliti bencana demi bencana yang terjadi akhir-akhir ini.
Korupsi, Pembunuhan, Pemerkosaan, Narkoba, Nepotisme, Penculikan dan bergunung-gunung bencana lainnya, itu semua manusia yang melakukan. Sedikit sekali yang dilakukan binatang. Banyak sudah Binatang yang berwujud seperti manusia,sehingga yang terjadi saat ini adalah Hukum Alam, Siapa yang kuat dia yang berkuasa.
Namun jangan khawatir, sampai saat ini masih ada manusia-manusia yang berkualitas, yang masih terus berjuang mengedepankan dan mempertahankan Kebenaran.
Kelahiran Manusia-manusia ini adalah wajar dan selamanya akan terus bertambah. Namun yang jadi permasalahan, kelahiran mereka ini kalau tidak diatur malah akan membuat masalah-masalah baru. Untung kalau permasalahan itu mendatangkan kebaikan, kalau yang lahir keburukan, bencana apa lagi yang akan hadir di masanya yang akan datang? tentu permasalahan baru yang akan menambah beban bangsa.
Banyak sudah bayi-bayi lahir tanpa ayah, banyak sudah bayi-bayi kecil yang diculik dan dididik untuk jadi mesin nafsu angkara, dan masih banyak lagi bayi-bayi yang terlahir karena pengetahuan orang tua yang rendah sehingga mempebanyak jumlah generasi-generasi Pembuat Bencana.
Ya sekarang ini adalah masanya generasi Pintar. Anda lihat berita-berita di televisi, koran-koran, majalah, radio? mulai dari manusia kalangan bawah sampai manusia kalangan atas adalah generasi pintar. di Era demokrasi ini, kita bebas menyuarakan apapun, untuk meraih keinginan kita, dan Pemerintahpun mempersilakannya.
Pintar saja tidak cukup kawan..! kita butuh "Mengerti". Megerti adalah pembatas antara salah dan benar, pembatas antara tahu dan tidak tahu. saya merasa yakin kalau manusia yang lahir di abad dot com ini lahir kepintarannya diiringi dengan mengerti, maka akan dapat diminimalisir atau bahkan bisa diatasi seberat apapun masalah bangsa sekarang ini. Banyak Bank-Bank yang jebol atau bahkan Jaksa-jaksa yang korup, dan pejabat-pejabat yang memanfaatkan jabatannya untuk meraih kesenangan pribadinya (layaknya disebut "OKNUM"), itu disebabkan karena mereka Pintar tanpa adanya Mengerti. Kalau saja mereka kepintarannya diiringi Mengerti, maka tak akan ada lagi Kemarahan sang Maha Pencipta.

Sampai sini dulu ya ntar disambung lagi..